Kurang lebih sebelas tahun lamanya negeri ini sepertinya tidak henti-hentinya dari teror bom. Setiap teror bom ini disuarakan dan maupun dilakukan, menghasilkan satu ketakutan tersendiri bagi masyarakat negeri ini. Padahal negara ini memiliki Pancasila dan UUD 45 yang di dalamnya dimuat nilai-nilai yang menegaskan akan kebebasan untuk menjalankan kehidupan bebas dari rasa terteror bagi warganya. Dimanakah kebebasan tersebut dapat ditemukan?
Negara ini juga percaya akan adanya Tuhan yang maha esa. Tuhan yang juga dipercaya sebagai Tuhan yang adil. Namun saat kapankah keadilan Tuhan ditegakkan di negeri ini? Atau apakah tidak ada lagi tempat bagi Tuhan untuk menyatakan keadilan itu? Mengapa banyak orang yang malah mendahului untuk menjatuhkan hukuman kepada orang-orang yang katanya berdosa. Namun ketika penghukuman itu dijalankan dengan meledakkan bom, ternyata banyak orang tidak tahu menahu soal dosa yang dimaksudkan juga turut menjadi korban. Inikah yang disebut keadilan?
Mengapa banyak orang rela mati demi yang namanya "jihad"? Bukankah itu sama dengan bunuh diri? Agama mana yang mengajarkan bahwa bunuh diri itu mendapat perkenanan di mata Tuhan? Apakah orang yang bunuh diri akan masuk ke kehidupan yang kekal atau ke dalam neraka yang kekal?
I am Free Because of His Love is the blog that I use to write down ideas, as well as biblical truth that bless me.
Kamis, 29 September 2011
Jumat, 09 September 2011
Bahagia mungkinkah saya mengalaminya?
Setiap orang berharap agar hidup bahagia. Kalau kita bertanya kepada orang-orang yang kita jumpai, "apa yang ingin Anda dapatkan dalam hidup ini?" Rata-rata akan menjawab "saya ingin bahagia".
Apakah definisi bahagia itu? Bagi kebanyakan orang,mereka mendefinisikannya sebagai berikut :
1. keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --; 2 a beruntung; berbahagia: saya betul-betul merasa -- krn dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga; ber·ba·ha·gia a 1 dl keadaan bahagia; bahagia; 2 v menikmati kebahagiaan; bahagia;
Bahagia mungkinkah saya mengalaminya? Itulah satu pertanyaan yang perlu saya ajukan pada diri saya. Setelah menyelidiki kitab Yakobus 1:25 : Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
Kitab Yakobus adalah surat yang dituliskan oleh Yakobus saudara Yesus. Yakobus adalah seorang pemimpin jemaat di Yerusalem. Ia adalah saudara Tuhan Yesus(Mat 13:55) Suratini dikirimkan oleh Yakobus kepada dua belas suku Israel di perantauan. Dalam pembukaan suratnya, Yakobus menyinggung hal pencobaan dan kebahagiaan. Perhatikanlah ayat 2 dan 12, dan juga ayat 25. Kalau kita perhatikan sekilas hal penerima surat ini, Yakobus tidak memberikan klasifikasi usia dari penerimanya. Mereka adalah orang percaya yang sedang mengalami berbagai-bagai penderitaan dan pencobaan. Namun Yakobus tetap saja menyinggung hal bahagia atau berbahagia dalam hidup sebagai orang percaya.
Setiap orang percaya dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.
Bagaimanakah agar Setiap orang Muda dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya
Syarat-syarat agar setiap orang muda dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya:
Ia adalah seorang percaya yang suka meneliti hukum yang sempurna! Meneliti dalam konteks ini berarti bergerak masuk untuk mengenal secara detil sampai memahami intisari dari hukum itu. Karena itu, orang percaya haruslah bekerja keras untuk benar-benar melakukan penyelidikan itu. Ini bukanlah pekerjaan yang sepele. Orang percaya tersebut haruslah benar-benar menyelidikinya dengan sepenuh hati. Hukum /nomos adalah satu kata yang mewakili hukum-hukum /perintah-perintah TUHAN yang terdapat dalam kitab-kitab PL dan juga PB. Yakobus menegaskan kembali pesan yang pernah Yesus katakan kepada murid-murid-Nya tentang kekuatan hukum itu. Perhatikanlah kutipan berikut ini:
Ia adalah seorang percaya yang hidup dengan Bertekun dalam Hukum itu! Hukum Tuhan adalah hukum di atas segala hukum. Jadi tidaklah mudah untuk melakukannya. Namun Yakobus menegaskan bahwa jikalau kita ingin berbahagia, kita harus melakukannya sesuai dengan tuntutan hukum itu. Setiap orang yang ingin berbahagia, haruslah berkomitmen untuk hidup di dalamnya secara terus-menerus. Saat kapan kita akan disebut sebagai orang yang bertekun? Jawabannya sederhana: kita akan dikelompokkan sebagai orang yang berbahagia apabila kita masih mengerjakan tuntutan-tuntutan hukum itu sekalipun situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk mengerjakannya.
Kiranya tulisan ini bermanfaat.
Apakah definisi bahagia itu? Bagi kebanyakan orang,mereka mendefinisikannya sebagai berikut :
- Memiliki rumah bagus, mobil mewah, istri cantik/suami yang ganteng dan anak-anak yang lucu
- Hidup tenteram dan tidak punya banyak masalah.
- Mendapatkan seseorang yang mencintai dan dicintai seumur hidup.
- Menjadi diri sendiri.
- Bebas melakukan sesuatu dan tidak terikat orang lain.
- Terlepas dari keadaan yang membuat stres.
1. keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --; 2 a beruntung; berbahagia: saya betul-betul merasa -- krn dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga; ber·ba·ha·gia a 1 dl keadaan bahagia; bahagia; 2 v menikmati kebahagiaan; bahagia;
Bahagia mungkinkah saya mengalaminya? Itulah satu pertanyaan yang perlu saya ajukan pada diri saya. Setelah menyelidiki kitab Yakobus 1:25 : Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
Kitab Yakobus adalah surat yang dituliskan oleh Yakobus saudara Yesus. Yakobus adalah seorang pemimpin jemaat di Yerusalem. Ia adalah saudara Tuhan Yesus(Mat 13:55) Suratini dikirimkan oleh Yakobus kepada dua belas suku Israel di perantauan. Dalam pembukaan suratnya, Yakobus menyinggung hal pencobaan dan kebahagiaan. Perhatikanlah ayat 2 dan 12, dan juga ayat 25. Kalau kita perhatikan sekilas hal penerima surat ini, Yakobus tidak memberikan klasifikasi usia dari penerimanya. Mereka adalah orang percaya yang sedang mengalami berbagai-bagai penderitaan dan pencobaan. Namun Yakobus tetap saja menyinggung hal bahagia atau berbahagia dalam hidup sebagai orang percaya.
Setiap orang percaya dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.
Bagaimanakah agar Setiap orang Muda dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya
Syarat-syarat agar setiap orang muda dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya:
Ia adalah seorang percaya yang suka meneliti hukum yang sempurna! Meneliti dalam konteks ini berarti bergerak masuk untuk mengenal secara detil sampai memahami intisari dari hukum itu. Karena itu, orang percaya haruslah bekerja keras untuk benar-benar melakukan penyelidikan itu. Ini bukanlah pekerjaan yang sepele. Orang percaya tersebut haruslah benar-benar menyelidikinya dengan sepenuh hati. Hukum /nomos adalah satu kata yang mewakili hukum-hukum /perintah-perintah TUHAN yang terdapat dalam kitab-kitab PL dan juga PB. Yakobus menegaskan kembali pesan yang pernah Yesus katakan kepada murid-murid-Nya tentang kekuatan hukum itu. Perhatikanlah kutipan berikut ini:
Yoh 8:31-32: 31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." dan bandingkanlah dengan Yakobus 1: 25.
Hukum itu mempunyai kekuatan untuk memerdekakan jiwa dan raga setiap orang percaya. Ia adalah seorang percaya yang hidup dengan Bertekun dalam Hukum itu! Hukum Tuhan adalah hukum di atas segala hukum. Jadi tidaklah mudah untuk melakukannya. Namun Yakobus menegaskan bahwa jikalau kita ingin berbahagia, kita harus melakukannya sesuai dengan tuntutan hukum itu. Setiap orang yang ingin berbahagia, haruslah berkomitmen untuk hidup di dalamnya secara terus-menerus. Saat kapan kita akan disebut sebagai orang yang bertekun? Jawabannya sederhana: kita akan dikelompokkan sebagai orang yang berbahagia apabila kita masih mengerjakan tuntutan-tuntutan hukum itu sekalipun situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk mengerjakannya.
Kiranya tulisan ini bermanfaat.
Langganan:
Postingan (Atom)