Name :
Manto Manurung
Course Project : Design a strategi for developing spiritual gift in the local
Church.
Date line :
22nd November
2006.
Tugas ini saya
buat sebagai satu bentuk yang saya harapkan boleh saya terapkan di tempat
pelayanan yang Tuhan percayakan kepada saya. Tuhan mempercayakan kepada saya satu tempat pelayanan yang luar biasa. Tempat
ini sudah berdiri lebih dari 14 tahun yang lalu. Namun hal yang menjadi pusat
perhatian saya gereja ini tidak
bertumbuh dengan normal.
Faktanya adalah selama 14 tahun gereja Tuhan ada
di daerah Songsi, telah terjadi 5 kali pergantian pemimpin. Saya adalah orang
yang kelima yang melayani di daerah ini. Pertanyaan mengapa gereja Tuhan dan
pelayan-pelayan Tuhan tidak dapat melakukan misi Injil di daerah ini? Jawabannya
adalah karena adanya beberapa faktor,
antara lain : kurang terbukanya penduduk sekitar terhadap gereja karena sebelum
kekritstenan datang ke daerah tersebut, mereka sudah mengaut agama-agama lain. Daerah ini merupakan sarang dari
berbagai-bagai jenis kejahatan, antara lain : pencurian, penodongan, perjudian,
perdagangan narkoba, pelacuran, premanisme. Menurut saya ini bukanlah faktor
utama yang membuat gereja Tuhan tidak bertumbuh, melainkan faktor intern yang
kurang dalam memanfaatkan karunia Rohani yang telah Tuhan sediakan bagi
gerejanya.
1. Concep of the New Testament.
Ø
New
testament Metaphors: The Ministry
of Jesus
Menurut saya, pelayanan adalah satu tugas yang seharusnya dipandang
sebagai satu tanggung jawab yang esensial bagi setiap orang Kristen. Tugas ini
menjadi satu tugas yang esensial karena Yesus sendiri memerintahkan agar kita
melayani saudara-saudara sama seperti Dia juga telah memberikan contoh kepada murid-murid-Nya
(Read John 13: 14-16).
Dalam nats ini Yesus memerintahkan agar orang-orang yang telah menjadi murid
Yesus melakukan sama seperti yang telah dilakukan Yesus kepada murid-Murid.
Berikut ini adalah beberapa kebenaran yang saya temukan dari kehidupan
pelayanan Yesus berdasarkan catatan Alkitab :
1. Yesus
senantiasa berbelas kasihan kepada setiap orang yang sedang mengalami persoalan
hidup, baik secara lahiriah, dan mau pun yang sedang menghadapi persoalan
rohaniah yang kritis (terbelenggu dosa). Dalam Injil Matius khususnya
diberitakan sebanyak 8x bahwa “sikap hati yang dipenuhi belas kasihan”
merupakan penggerak utama yang menggerakkan Yesus pada waktu Ia hendak melayani
orang-orang yang datang kepada-Nya (Mat 9:13, 36; 12:7; 14:14; 15:32; 18:27;
20:34; 23:23).
2. Yesus tidak lebih mengutamakan kepentingannya
daripada kepentingan orang-orang
yang berdosa. Sikap ini dapat kita temukan dalam setiap kisah yang diceritakan
oleh Kitab Injil perihal pelayanan kepada Zakeus, Matius, Perempuan Samaira di
sumur Yakub, dan hal memberi makan lima ribu orang dan empat ribu orang..
Pada waktu itu, Yesus sedang dalam keadaan letih. Setelah satu hari penuh
melayani (mengajar perihal Injil Kerajaan Surga, dan menyembuhkan mereka yang
sakit), Yesus masih menyempatkan diri untuk melayani mereka yang saya sebutkan
di atas. Berdasarkan catatan Alkitab, sekali pun tujuan pelayanan itu baik,
tetapi Tuhan Yesus menghadapi tantangan dari dua kelompok orang, yaitu
orang-orang Farisi, dan Saduki, dan juga dari murid-murid-Nya sendiri. Namun
berdasrkan cerita yang dicatatkan oleh Alkitab, Tuhan Yesus lebih mengutamakan
keselamatan jiwa-jiwa itu dari pada ketenangan diri-Nya sendiri.
3. Yesus
melayani dengan penuh kuasa dan tanda-tanda heran.
Pelayanan Tuhan Yesus adalah satu pelayanan yang penuh kuasa. Dai
melayani dengan penuh kuasa dalam hal melakukan perbuatan-perbuatan ajaib (Mark
1: 27), dan juga kuasa dalam berkata-kata (Matius 7:28-29). Kuasa yang
menyertai pelayanan Yesus mampu untuk menarik perhatian banyak orang.
Kuasa dalam perkataan dan dalam perbuatan-perbuatan ajaib ini tentunya
bukan berasal dari kekuatan Yesus yang bersifat alamiah, tetapi dari kekuatan
Roh yang ada di dalam Dia. Kalau diperhatikan catatan Alkitab tentang
perjalanan hidup dan pelayanan Tuhan Yesus, maka kita akan menemukan bahwa
Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya setelah peristiwa turun-Nya Roh Allah (Mat
3:16,17). Jadi sumber kuasa Yesus adalah dari Roh Allah yang diam di dalam Dia.
Pelayanan yang penuh kuasa adalah satu bentuk pelayanan Alkitabiah. Yohanes
dalam kitabnya pasal yang ke-14 ayat 15-17 mencatatkan pernyataan Yesus yang
mengatakan bahwa Yesus akan mengirimkan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya. Roh
inilah yang akan menolong mereka untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan
Yesus. Inilah satu syarat yang diberikan oleh Tuhan Yesus agar para murid
mengalami janji Tuhan Tentang Roh Kudus, yaitu Roh yang adalah sumber kuasa
itu.
Yohanes menuliskan pernyataan Yesus berikut ini: “Verily, verily, I say unto you,
He that believeth on me, the works that I do shall he do also; and greater
works than these shall he do; because I go unto my Father” (John
14:12). Pelayanan orang pecaya akan menjadi satu pelayanan yang efektif
apabila disertai dengan hati yang mau mempercayai Tuhan Yesus yang bersifat devine.
Ini adalah hal yang sulit bagi manusia yang bersifat nature. Oleh
karena itu Yesus mengatakan bahwa Ia akan mengirimkan Holy Spirit yang
akan menolong setiap murid untuk mengenal segala kebenaran (Joh 16: 13). Kebenaran yang dimaksud
oleh Tuhan Yesus adalah diri-Nya sendiri. Menurut saya hanya orang yang telah
mengenal kebenaranlah yang dapat memberitakan sebagaimana kebenaran itu adanya.
Lukas
mencatat dalam Act 1:8 : “But ye shall receive power, after that the
Holy Ghost is come upon you: and ye shall be witnesses unto me both in Jerusalem, and in all Judaea, and in Samaria,
and unto the uttermost part of the earth.” Roh Kuduslah sumber keefektivan dari
pelayanan Kristen. Hal ini juga terbukti dalam pelayanan Tuhan Yesus. Hidup-Nya
yang penuh dengan Roh Bapa membuktikan keefektivan pelayanan-Nya di muka bumi
ini, khususnya di daerah Palestina.
Ø Structure / organization
GSJA Songsi adalah gereja pemula yang bernaung di bawah naungan dari Gereja
Sidang Jemaat Allah Bandengan Selatan. Dengan demikian, strukture organisasinya
mengikuti Strukture organisasi dari gereja induk.
Chart 2. Structure / organization
Berdasarkan
Chart di atas maka sampai hari ini GSJA Songsi berada di bawah pembinaan
departemen misi GSJA Bandengan Selatan.
Harapan saya pada masa yang akan datang, gereja ini (GSJA Songsi) akan
menjadi satu gereja yang memiliki Struktur organisasinya sendiri. Dengan
demikian maka karunia-karunia yang Tuhan berikan kepada gereja-Nya, khususnya
di GSJA Songsi dapat dikembangkan dan dimanfaatkan bagi keutuhan tubuh Kristus.
Dengan demikian harapan saya maka fungsi dari gereja Tuhan sebagai agen bagi
kerajaan-Nya dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Gereja lokal yang
mencerminkan keutuhan tubuh Kristus dan dapat menjalankan fungsinya sebagaimana
mestinya. Dan menurut saya gereja yang seperti itu adalah gereja yang dirindukan
oleh Tuhan Yesus.
Ø Leadership model
Adapun model
kepemimpinan di Gereja Sidang Jemaat Allah Songsi harus dipahami dalam dua
dimensi :
a. Secara
otoritas, kepemimpinan di gereja ini menjunjung tinggi kepemimpinan Yesus
sebagai pemimpin tunggal gereja (band. Efesus 5: 23,24). Oleh karena itu, tidak
boleh seorang pun menganggap dirinya merasa lebih tinggi dari anggota yang
lainnya.
b. Dalam praktek di tengah dunia ini, saya
percaya bahwa Tuhan Yesus juga menghendaki keteraturan tubuh-Nya. Karena itu
diperlukan seorang pemimpin, yaitu pemimpin subordinant dari kepemimpinan
Yesus. Sebab jikalau dalam gereja Tuhan tidak ada seorang pemimpin, besar kemungkinan akan terjadi penyimpangan
dari kebenaran Injil Kristus seperti yang terjadi pada zaman gereja seperti yang dicatat dalam surat-surat umum.
Karena kurangnya pemimpin-pemimpin yang tunduk kepada kepemimpinan Yesus
Kristus, masuklah pengajaran-pengajaran sesat ke dalam tubuh gereja Tuhan zaman
itu. Oleh karena itu saya percaya bahwa gereja Tuhan tetap memerlukan seorang
pemimpin yang memiliki tubuh alamiah, tetapi haruslah seorang yang tunduk
kepada kepemimpinan Tuhan Yesus.
Jadi model kepemimpinan di gereja Songsi adalah model
kepemimpinan yang Divine and nature.
2. Vision of local Church :
“Membentuk Jemaat Yang Berkarakterkan Karakter Kristus”
Alasan dasar
mengapa GSJA Songsi memiliki visi seperti di atas adalah karena Yesus sendiri
dalam Matius 5 : 48 mengatakan : “Karena itu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Dan di dalam nats yang lain
yaitu dalam kitab Injil Yohanes 13:
34 dan 35 dikatakan “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah
murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
Kasih adalah karakter dasar Tuhan
Yesus. Paulus mengatakan bahwa dalam dunia ini terdapat tiga hal yaitu iman, pengharapan dan kasih,
dan yang paling besar di antaranya ialah kasih (1 Cor 13: 13). Karena kasih Tuhan Yesus-lah kita
semua boleh beroleh pengampunan dosa. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa
hanya orang-orang yang berkarakterkan kasihlah yang akan mampu menjalankan
perintah Agung Kristus, yaitu untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa, dan
dengan kasihlah jemaat Tuhan akan mengajar sesamanya untuk melakukan semua yang
diperintahkan oleh Tuhan Yesus.
3. Mission Statement of Local Church
: Mathew 28: 19 – 20
” Go ye therefore, and teach all nations, baptizing them in the name of
the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost. Teaching them to observe all
things whatsoever I have commanded you.”
4.
Core Values
Nilai-nilai inti yang saya yakini perlu untuk dikembangkan di Gereja Sidang
Jemaat Allah Songsi adalah: ”Kasih.”
Ini merupakan satu kebutuhan dasar di GSJA Songsi. Tanpa kasih, saya percaya
tidak seorang pun akan dapat bertahan melayani di daerah ini. Ini saya yakini
karena tantangan di daerah ini sangat berat. Di sekeliling kami adalah
orang-orang yang beragama Budha, Kong Khucu, dan Muslim. Dalam kehidupan interaksi
sosial di tengah mereka, sering kali kekerasan merupakan satu perilaku yang
menonjol.
Saya berpendapat bahwa
segala karunia yang ada pada kita bukanlah satu karunia yang sempurna. Seperti judul
yang yang diberikan oleh Christian A. Schwarz, kesalahan bisa saja terjadi.
Akan sangat sulit untuk memahami karunia kita dan karunia yang diberikan Allah
kepada jemaat yang lain. Tetapi jikalau kasih Allah ada di dalam kita, maka
semua karunia yang Allah berikan kepada jemaat dapat digunakan untuk membangun
tubuh Kristus. Dengan kekuatan kasih setiap jemaat dapat menerima keperbedaan
karunia itu untuk saling menolong satu dengan yang lainnya untuk bertumbuh dalam
kehendak Allah.
5.
Leadership strategies
Ø Recognition
of potential and giftedness in congregants
Pengenalan potensi dan karunia-karunia dari jemaat menurut saya adalah
salah satu langkah untuk untuk mengefektifkan penggunaan karunia-karunia yang
ada dalam jemaat untuk membangun tubuh Kristus di gereja lokal. Penganalan
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :
1.
Melihat kecenderungan karunia yang anggota jemaat
tersebut dalam kehidupan Kristennya sehari-hari. Tentunya cara ini membutuhkan
intstrumen-instrumen antara lain: gembala sidang atau para pelayan Tuhan yang
melayani di tengah jemaat harus memiliki kepekaan khusus. Kemudian dibutuhkan
juga interaksi langsung antara gembala sidang dengan anggota jemaat yang dimaksud.
2.
Melakukan pengenalan dengan mengadakan kuisioner
karunia seperti yang dikeluarkan oleh Peter Wagner dan Christian A. Schwarz.
Pengenalan dengan cara ini lebih praktis dari cara pertama. Dengan menggunakan
kuisioner kita dapat mengadakan pengenalan karunia jemaat lebih cepat.
Pengenalan potensi dan karunia-karunia dari jemaat betujuan untuk
mencocokkan antara karunia jemaat itu dengan jenis pelayanan yang sesuai dengan
karunianya tersebut.
Ø Mentoring
(maturing, guiding, placing, etc.
Untuk mengefektifkan penggunaan karunia-karunia yang Tuhan berikan kepada
jemaat, diperlukan mentoring. Mentoring merupakan satu sarana untuk menolong
setiap anggota jemaat untuk dapat menggunakan karunianya sesuai dengan tujuan
pemberian karunia itu. Mentoring perlu diadakan karena pada waktu karunia itu
diberikan, itu tidaklah menandakan bahwa penerima karunia itu sudah mature.
Sebagai contoh, jemaat-jemaat di Korintus. Jemaat di Korintus dikenal dengan karunia-karunianya yang beragam. Mereka
merupakan jemaat yang masih belum mature. Akibatnya, mereka menggunakan karunia
itu secara tidak tepat.
Mentoring tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu tertentu saja, tetapi
harus dilakukan secara continual. Mentoring juga haruslah dilakukan oleh
orang-orang yang telah dewasa di dalam Tuhan kepada mereka yang belum dewasa.
Sebab Yesus tidak menghendaki orang buta menjadi penuntun bagi orang buta
lainnya (istilah orang buta adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan
mereka yang belum mengenal kebenaran Kristus). Apabila mentoring diadakan
dengan cara demikian, saya percaya bahwa jemaat-jemaat dapat bertumbuh menjadi
seorang Kristen yang dewasa (mature).
Ø Depeloving
help (i.e., team work).
Di gereja
Songsi, kami belum memiliki developing help khusus. Bantuan pengembangan dalam jemaat pada saat ini masih kami
kerjakan sendiri. Apabila ada anggota kami yang bermasalah, kamilah yang
mengusahakan penyelesaian masalah tersebut.
Ø Evaluation
and accountability
Evaluasi merupakan langkah yang digunakan oleh Tuhan Yesus untuk mengetahui
tingkat kualitas dari setiap murid-murid-Nya. Sebagai contoh pada waktu Petrus
menghalang-halangi Yesus untuk menjalani misi salib, Yesus menghardik Petrus
dengan berkata “Menyingkirlah daripada-Ku, setan.” Yesus menyatakan bahwa
kelemahan karakter dari Petrus adaah bersumber dari Iblis.
Evaluasi bukanlah sarana untuk menjatuhkan orang lain, tetapi sebagai
sarana untuk menolongnya keluar dari kelemahan-kelemahannya. Evaluasi ini pada
dasarnya haruslah menekankan harapan-harapan yang pasti yang dikehendaki Allah
dari kita. Oleh karena itu, sebaiknya evaluasi ini diadakan untuk mendorong
setiap orang agar lebih berkomitmen kepada Kristus. Dengan demikian setiap
orang dapat menunjukkan accountabilitinya.
Dalam prakteknya, evaluasi dan kelayakan masing-masing anggota dan posisi
pelayanannya dapat dilakukan dalam dua situasi; pertama sebagai hasil akhir
dari pengamatan dari waktu ke waktu, dan kedua melalui evaluasi test karunia
yang diadakan dalam waktu tertentu.
Ø Prayer
(Doa).
Prayer merupakan
satu sarana untuk berkomunikasi dengan pemilik jemaat. Dengan prayer kita juga
hendak menyatakan ketergantungan kita kepada petunjuk dan kuasa dari Allah dan
Bapa kita. Pada waktu kita hendak mengefektifkan pelayanan yang dipercayakan
kepada kita, maka secara otomatis kita juga harus memintakan kepada pemilik
pelayanan itu tentang hal-hal penting yang lebih tepat kita pakai untuk
keefektifan pelayanan tersebut. Demikian juga dengan rencana pengembangan dan
pemanfaatan karunia-karunia Roh dalam jemaat, tidak dapat dipisahkan dari
prayer ini. Dalam catatan Alkitab saya menemukan bahwa pada waktu para rasul
merindukan agar jemaat-jemaat yang mereka layani itu mengalami karunia-karunia
Roh Kudus, mereka berdoa.
Ø Bible
study
Di gereja Sidang Jemaat Allah Songsi, kami mengadakan bible study setiap
hari Sabtu, 05.00 PM untuk anak-anak dan 07.00 PM unntuk orang dewasa. Hal ini
perlu dilakukan karena Tuhan Yesus sendiri memerintahkan bahwa kita haruslah
mengajarkan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya kepada orang-orang yang sudah
mulai percaya kepada Injil. Dengan demikian mereka akan bertumbuh dalam
pengenalan yang benar akan Tuhan.
Bible stuby ini dirancang sedemikian rupa agar setiap orang yang
mengikutinya dapat bertumbuh dalam keutuhan Kristus. Adapun pokok-pokok yang dibahas
dalam setiap sesi adalah :
a. Saya
pengikut Kristus. Sesi ini ditempuh selama 3 bulan. Ini diperuntukkan kepada
mereka yang baru bertobat. Dalam sesi ini mereka akan belajar :
Mengenal Allah dan rencana-Nya untuk manusia,
Manusia sebagai ciptaan yang mulia,
Manusia jatuh dalam dosa,
Rencana Allah untuk mengembalikannya kepada
tujuan Allah yang semula. Sesi ini akan membahas tentang pribadi Yesus sebagai
puncak kasih Allah Bapa kepada manusia, dan karya dan kuasa penebusan di kayu
salib Golgota.
Akhir dari sesi
ini diharapkan setiap orang dapat mengambil keputusan untuk
berkomitmen
menjadi murid Kristus yang setia.
b. Saya
Pekerja Kristus. Selama sesi ini, para peserta akan dibimbing agar dapat
memahami tujuannya dipanggil menjadi murid Kristus. Seorang murid Kristus yang
sejati bukanlah seorang yang berhenti hanya pada batas mengambil komitment
menjadi murid yang setia, tetapi juga menjadi seorang yang berani mengambil
tanggung jawab pelayanan. Untuk itu, sepanjang sesi ini akan dibahas
pokok-pokok :
Perintah Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya yang
dibahas dalam kitab-kitab Injil;
Perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan oleh
seorang pekerja Kristus.
Roh Kudus sebagai adi-mitra pekerja Kristus.
Setelah
mengikuti semua sesi ini, diharapkan akan lahir para pelayan-pelayan Kristus
yang melayani sebagai seorang hamba Kristus, dan yang menggunakan setiap
karunia itu dalam setiap bidang pelayanan yang menjadi tanggung jawabnya.
Ø Congregational
worship
Congregational worship adalah merupakan wadah yang tepat untuk
memanfaatkan karunia-karunia Roh Kudus. Pada waktu sesi ini, penting sekali
agar setiap orang yang telah dianugerahi Allah dengan karunia Roh Kudus boleh
melayani sesuai dengan karunia yang ada padanya. Dengan demikian maka apa yang
dijelaskan oleh Paulus dalam kitab 1 Kor 12 dan 14, boleh terjadi, yaitu
karunia-karunia itu boleh dipakai untuk membangun tubuh Kristus. Dalam pelaksanaannya, hendaklah dilakukan
dengan tertip dan hikmad. Dengan demikian, worship tersebut boleh menjadi satu
daya tarik bagi orang-orang yang belum percaya yang hidup di sekitar gereja
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar