Istilah “penginjilan”
sudah menjadi satu istilah yang umum, dan erat hubungannya dengan kehidupan
gereja di sepanjang zaman. Dalam konteks masa kini, beberapa gereja lokal
menanggapi penginjilan sebagai satu tugas yang dapat dilakukan melalui bersaksi kepada orang-orang
yang ditemuinya. Beberapa gereja lokal lainnya menanggapi penginjilan sebagai
satu tugas dari anggota-anggota tertentu saja, dan beberapa gereja lokal
berpendapat bahwa penginjilan merupakan tugas dari gereja lokal lainnya,
sedangkan gereja lokal tersebut bertugas untuk mendewasakan orang-orang yang
datang kepadanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “tugas” didefinisikan
sebagai: (- kewajiban), sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan
untuk dilakukan; suruhan (perintah) untuk melakukan sesuatu; fungsi (jabatan),[1] sedangkan
kata “esensial” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan: perlu sekali; penting; hakiki; harus ada.[2] Dari
pengertian kata “tugas” dan kata “esensial”
tersebut, maka penginjilan sebagai salah satu tugas esensial gereja adalah satu
kewajiban, atau sesuatu yang wajib dikerjakan, dan yang ditentukan untuk
dilakukan oleh gereja.
Ditinjau dari definisi di
atas, menurut hemat penulis tugas penginjilan sering kali tidak dilakukan
dengan semestinya. Oleh karena itu, perlu diadakan penyelidikan terhadap beberapa
topik utama di sekitar penginjilan sehingga dapat membuka wawasan berpikir
tentang kepentingan dari tugas tersebut. Topik yang penulis maksudkan antara lain:
1. Pengertian Penginjilan secara etimologis?
2. Penginjilan itu inisiatif siapa dan
mengapa ia mengadakannya?
3. Siapa yang mengamanatkan tugas ini
kepada gereja?
4. Bagaimana posisi dari tugas
penginjilan di antara tugas gereja yang
lainnya?
5. Korelasi antara penginjilan dengan
pertumbuhan gereja?
6. Siapa yang menjadi sasaran dari
penginjilan ditinjau dari amanat yang diberikan kepada gereja?
Harapan penulis dengan adanya pemahaman terhadap
keenam topik tersebut di atas akan memotivasi gereja dalam mencari solusi untuk
mengefektifkan penginjilan di lingkungan yang telah dipercayakan Tuhan
kepadanya.
Pengertian
Penginjilan Secara Etimologis.
Dalam
Alkitab, baik dalam kitab-kitab Perjanjian Baru mau pun dalam kitab-kitab
Perjanjian Lama, kata “penginjilan” tidak ditemukan secara hurufiah. Pada hakikatnya
kata ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu “eύaggeliξω”
dibaca “evanggeliso” artinya: “mengumumkan, memberitakan, atau membawa kabar
baik, [3] dan
“memproklamasikan Injil atau menjadi pembawa kabar baik di dalam Yesus”[4]
Dalam
konteks aslinya kata “evanggeliso” merupakan satu istilah yang dipakai dalam kemiliteran
Yunani. Kata ini memiliki arti “upah yang diberikan kepada pembawa berita
kemenangan dari medan tempur, dan atau
berita kemenangan itu sendiri.” [5] Kemudian orang Kristen menggunakan kata “evanggeliso”
untuk
menjelaskan
“berita” tentang pengorbanan dan atau karya Yesus Kristus.[6]
Kata “evanggeliso” sinonim
dengan kata “κερισσω” dibaca “kerysso.” Kata ini pada mulanya
adalah satu istilah yang dipakai untuk seorang utusan resmi (utusan itu disebut
“Kerux”)
yang menyampaikan pengumuman dari raja.[7]
Kata ini dalam bahasa Yunani memiliki arti mengumumkan sebagai seorang bentara,
atau memproklamasikan kabar baik. Pengumuman tersebut pada hakikatnya sangat
penting, sehingga tidak dapat dibantah atau ditunda.[8]
Kitab Perjanjian Lama menggunakan
kata yang paralel dengan “kerysso”
yaitu “qầrầ,”yang artinya “berseru.”[9]
Dalam kitab Septuaginta (LXX) kata “kerysso”
dipakai lebih dari 30 kali, baik dalam arti sekular tentang pengumuman
resmi raja-raja, maupun dalam arti agamawi tentang pengucapan kenabian (Yes
61:1; Yoel 1:14; Zak 9:9).[10]
Sedangkan dalam kitab-kitab Perjanjian Baru kata “kerysso” dipakai sebanyak 60 kali.[11]
Dalam kitab-kitab Perjanjian
Baru digunakan kata lain yang berhubungan dengan penginjilan seperti kata “διδασχω”
dibaca “didasko” artinya mengajar, atau mengajarkan.[12] Tuhan
Yesus sering menggunakan penginjilan dengan cara ini, contoh penggunaannya dicatat
dalam Matius 10: 7-15; 4: 23; 7: 28; 9:35; Markus 1:21; 6:6; Lukas 10: 4-12. Kata
kedua yaitu: “μαρτυρεω” dibaca “martureo” artinya bersaksi, atau
menyampaikan kesaksian berdasarkan apa yang dialami.[13] Penginjilan
dengan cara ini juga dipakai oleh para rasul (Kis 2: 40).
Setelah menyelidiki arti
kata “penginjilan” secara etimologis, maka “penginjilan” adalah:
1. Satu
tugas untuk mengumumkan atau memberitakan kabar baik, dan atau kabar
keselamatan di dalam Yesus Kristus.
2. Dilakukan
dengan cara menyerukannya seperti seorang utusan raja yang sedang mengumumkan
satu dekrit, yaitu dengan suara yang keras dan tegas, dan dapat juga dilakukan
dengan mengajar seperti kepada seorang murid, dan dengan bersaksi berdasarkan
apa yang dialami oleh pemberita Injil tersebut.
3. Tugas
penginjilan tidak dapat dibantah dan atau dilalaikan karena berita itu menyangkut
keselamatan jiwa banyak orang yang dikasihi oleh pemberi perintah.
[1] Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
PN Balai Pustaka, 1985), p. 1094.
[2] Ibid, p. 236
[3]
James Strong, Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible (Iowa: Riverside BOOK
and Bible House Iowa Falls), p. 33.
[4]
Horst Balz & Gerhard Schneider, Exegetical
Dictionary Of The New Testament (Volume 2), (Michigan: William B. Eerdmans
Publishing Company Grand Rapids, 1991; reprint ed. , 2000), p. 69
[5] Yakub Tomatala, Penginjilan Masa Kini (jilid 1) (Malang:
Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1988), p. 24.
[7] Ensiklopedia
AlkitabMasa Kini (Jilid 1), ed. S.v. “Berita,
Pemberitaan.” By R.H. Mounce. (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
1995; Reprint ed. 2000), p. 183
[8]
Yakub Tomatala, Penginjilan Masa Kini
(Jilid 2) (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1998), p. 21.
[9] Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jilid 1),
p. 183.
[10]
Ibid.
[11]
Ibid, p.182
[12]
Yakub Tomatala, p. 21.
[13]
Ibid, p. 22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar