Senin, 01 November 2010

Belajar Integritas Dari M'bah Marijan

"Harimau mati meninggalkan belang, Manusia mati meninggalkan nama baik." itulah sepenggal bunyi dari peribahasa. Mbah Maridjan! Siapa yang tak kenal dengan namanya. Sepeninggal Mbah juru kunci Merapi ini, banyak penilaian diberikan orang terhadapnya. Ada orang yang mencemooh, ada yang memberikan penilaian miring, bahkan ada yang menghakiminya. Namun adakah kita berpikir sejenak, nilai apa yang diajarkan oleh Mbah Marijan kepada setiap pemimpin masa kini? "Satunya kata dengan perbuatan." Dalam kepemimpinan ini disebut dengan "Integritas"

Joko Jogja menuliskan komentarnya terhadap tulisan dari berjudul "Mbah Marijan Beriman kepada Siapa?" di "http://filsafat.kompasiana.com/2010/10/27/mbah-marijan-beriman-kepada-siapa/":
Mbah marijan memang dikabarkan baru sholat. Mungkin yg dimaksd penulis ini, mbah marijan kan jg sering melakukan ritual dan memberi sesajen ke gunung. Di sinilah yang patut dipertanyakan. Dia mungkin islam (karena ke mesjid), namun dia juga memiliki kepercayaan lain karena mempercayai sesuatu kepada yang ‘gak jelas’. Saya pikir semua agama juga melarang untuk mempercayai selain kepada Tuhannya saja. Pilihan tidak banyak. Mbah Marijan beragama islam tapi percaya ilah lain, atau mbah Marijan sebenarnya mempercayai ‘yang lain’ (yg bisa aja mahluk halus, setan, dkk) dengan ber-ktp-kan islam. Itu dari segi telaah agama Marijan.
Namun demikian dibalik ‘kelemahan’ tersebut, mbah marijan punya satu karakter yg pantas kita teladani . Bertanggung jawab dengan tugasnya. Walau bebrapa org anggap konyol dan bodoh. Namun saya  melihat dia bertanggung jawab dari apa yg dipecayainya."
Kata 'integritas' bukanlah kata yang asing dalam bidang kepemimpinan. Kata ini merupakan satu kata yang seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup seorang pemimpin. Kata ini ternyata bukanlah istilah yang baru. Kalau kita menyelidiki Alkitab, baik kitab-kitab perjanjian lama, dan juga Kitab-kitab Perjanjian Baru banyak membahas kata "Integritas."  Namun menjadi pertanyaan apakah arti kata ini, dan bagaimana menyikapinya dalam kehidupan.


Untuk menyegarkan pengertian bersama, apa arti kata 'integritas' mari kita melihat kamus. Kata 'integritas', diambil dari bahasa asing. Mungkin dari bahasa Belanda; atau dari bahasa Perancis. Katakanlah kata itu diambil dari bahasa Inggris.


Mari kita lihat bagaimana penjelasannya menurut Webster's Third Internnational Dic tionary (1981) ,Oxford Dictionary(1963), dan An English-Indonesian Dictionary, by John M. Echols and Hassan Shadily (1975). Di dalam kamus-kamus itu itu dijelaskan bahwa 'integrity' artinya 'wholeness', pengertian mengenai 'keseluruhan'; 'uprightness' dan 'honesty', artinya 'ketulusan hati' dan 'kejujuran'. Juga dijelaskan bahwa 'integrity' itu berarti 'an uncompromising adherance to a code of moral', artinya dedikasi yang tak tergoyakan terhadap kode moral'. Dengan kata lain Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”. Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.

Mbah Marijan telah membuktikan nilai ini. Dia rela menjadi seorang jurukunci. Mari Belajar dari si-Mbah Marijan.



Apakah Integritas?
A. Dalam kepemimpinan

Integritas adalah pilar-pilar yangmenopang kepemimpinan. Satunya kata dengan perbuatan menghasilkan kekuatan yangsanggup untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang yang dipimpinnya. 

Apakah Kepemimpinan?

Dikutib dari (http://pinetreeweb.com/whatis.htm )
Lewis P. Orans, 1997
Leadership is a process of getting things done through people. The quarterback moves the team toward a touchdown. The senior patrol leader guides the troop to a high rating at the camporee. The mayor gets the people to support new policies to make the city better. These leaders are getting things done by working through people -- football players, Scouts, and ordinary citizens. They have used the process of leadership to reach certain goals.
Leadership is not a science. So being a leader is an adventure because you can never be sure whether you will reach your goal -- at least this time. The touchdown drive may end in a fumble. The troop may have a bad weekend during the camporee. Or the city's citizens may not be convinced that the mayor's policies are right. So these leaders have to try again, using other methods. But they still use the same process the process of good leadership.
Leadership means responsibility. It's adventure and often fun, but it always means responsibility. The leader is the guy the others look to to get the job done. So don't think your job as a troop leader or a staff member will be just an honor. It's more than that. It means that the other Scouts expect you to take the responsibility of getting the job done. If you lead, they will do the job. If you don't, they may expect you to do the job all by yourself.
Mbah Marijan adalah seorang  Pemimpin. Ia merefleksikan semua karakteristik yang harusnya dimiliki oleh seorang pemimpin seperti yang dijelaskan oleh Lewis P. Orans di atas. Contoh kasus adalah kepemimpinan Mbah Marijan. Sebelum peristiwa meletusnyaGunung Merapi, Mbah Marijan (berdasarkan penuturan sahabat karibnya yangdisiarkan dalam acara silet), mengetahui bahwa Merapi akan meletus, dan wedhusgembel (dalam bahasa setempat) pasti melewati rumahnya. Namun Mbah Marijanberketetapan hati tidak akan mengungsi dari lereng merapi. Mbah Marijanmembuktikan dirinya sanggup melakukannya. Dia adalah seorang pemimpin yangteguh dalam memegang kata-kata yang diucapkannya.

Hal ini memberikan dampak langsung kepada orang-orang yangmengikutinya. Berdasarkan pengakuan banyak saksi, Mbah Marijan tidak pernahmelarang penghuni lereng gunung merapi untuk mengungsi, tetapi malah menganjurkanmereka untuk segera mengungsi. Namun fakta membuktikan bahwa setelah Wedusgembel menyapu kampung Cangkringan tersebut, dan ketika tim SAR mengevakuasikorban bencana, banyak orang yang mengikuti Mbah Marijan.

Apakah sikap yang sama dapat kita temukan dalam diri kitamasing-masing?

Integritas dan kehidupan Spiritual 
Amsal 11:03 "Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya." 19:01 "Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal." 20:07 A righteous man that walketh in his integrity, Blessed are his children after him." 28:6 Better is the poor that walketh in his integrity, Than he that is perverse in his ways, though he be rich..

Integritas adalah satu komponen yang harus ada dalam dirisetiap orang percaya. Hal ini dapat kita lihat pada kata-kata hikmat yangdituliskan oleh penulis kitab Amsal. Integritas dibutuhkan dalam berbagai lini kehidupan. Menurut padanganpenulis Amsal, ternyata seluruh aspek kehidupan adalah bagian yang tidakterpisahkan dari kehidupan rohani.

Integritas menolong setiap orang percaya untuk tetapberjalan dalam jalan kebenaran. "Amsal 11:03." Nilainya lebih mahaldari harta termahal, dan membuat orang menjadi berhikmat "Amsal19:01." Apabila dikerjakan dengan setia, bukan hanya pelakunya yangmengalami janji TUHAN, tetapi anak-anaknya pun akan disebut berbahagia."Amsal 20:07" 

Bagaimana mengintegrasikan antara perkataan dengan sikapperilaku?

Merumuskan dalil-dalil tentang tatanan kehidupan adalah halyang mudah. Menyusun satu pidato yang baik atau khotbah yang baik banyak orangyang mampu untuk melakukanya. Namun untuk merealisasikannya, dibutuhkan usahayang keras. Selama rumusan-rumusan itu belum dibuktikan dengan sikap, perilakuhidup seperti yang dirumuskan tadi, semuanya hanyalah "TEORI." Hidupdi dunia ini bukanlah sesuatu yang sifatnya teori, melainkan hidup yang nyata.  Don Galerberkata: " “Integrity is what we do, what we say, andwhat we say we do”". Sebagai seorang Kristen,Alkitab memberitahu kita: "Tapi mari katakanlah," Yajika ya,jika tidak, tidak apa lebih dari ini datang dari yang jahat. " (Mat 5:37).

Tidak ada komentar: