Jumat, 09 September 2011

Bahagia mungkinkah saya mengalaminya?

Setiap orang berharap agar hidup bahagia. Kalau kita bertanya kepada orang-orang yang kita jumpai, "apa yang ingin Anda dapatkan dalam hidup ini?" Rata-rata akan menjawab "saya ingin bahagia".
Apakah definisi bahagia itu? Bagi kebanyakan orang,mereka mendefinisikannya sebagai berikut :
  • Memiliki rumah bagus, mobil mewah, istri cantik/suami yang ganteng dan anak-anak yang lucu
  • Hidup tenteram dan tidak punya banyak masalah.
  • Mendapatkan seseorang yang mencintai dan dicintai seumur hidup.
  • Menjadi diri sendiri.
  • Bebas melakukan sesuatu dan tidak terikat orang lain.
  • Terlepas dari keadaan yang membuat stres.
Menurutkamus besar bahasa Indonesia Bahagia adalah :
1. keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dr segala yg menyusahkan): -- dunia akhirat; hidup penuh --; 2 a beruntung; berbahagia: saya betul-betul merasa -- krn dapat berada kembali di tengah-tengah keluarga; ber·ba·ha·gia a 1 dl keadaan bahagia; bahagia; 2 v menikmati kebahagiaan; bahagia;

Bahagia mungkinkah saya mengalaminya? Itulah satu pertanyaan yang perlu saya ajukan pada diri saya. Setelah menyelidiki kitab Yakobus 1:25 : Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.

Kitab Yakobus adalah surat yang dituliskan oleh Yakobus saudara Yesus. Yakobus adalah seorang pemimpin jemaat di Yerusalem. Ia adalah saudara Tuhan Yesus(Mat 13:55) Suratini dikirimkan oleh Yakobus kepada dua belas suku Israel di perantauan. Dalam pembukaan suratnya, Yakobus menyinggung hal pencobaan dan kebahagiaan. Perhatikanlah ayat 2 dan 12, dan juga ayat 25. Kalau kita perhatikan sekilas hal penerima surat ini, Yakobus tidak memberikan klasifikasi usia dari penerimanya. Mereka adalah orang percaya yang sedang mengalami berbagai-bagai penderitaan dan  pencobaan. Namun Yakobus tetap saja menyinggung hal bahagia atau berbahagia dalam hidup sebagai orang percaya.

Setiap orang percaya dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.
Bagaimanakah agar Setiap orang Muda dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya
Syarat-syarat agar setiap orang muda dapat mengalami kebahagiaan dalam hidupnya:

Ia adalah seorang percaya yang suka meneliti hukum yang sempurna! Meneliti dalam konteks ini berarti bergerak masuk untuk mengenal secara detil sampai memahami intisari dari hukum itu. Karena itu, orang percaya haruslah bekerja keras untuk benar-benar melakukan penyelidikan itu. Ini bukanlah pekerjaan yang sepele. Orang percaya tersebut haruslah benar-benar menyelidikinya dengan sepenuh hati. Hukum /nomos adalah satu kata yang mewakili hukum-hukum /perintah-perintah TUHAN yang terdapat dalam kitab-kitab PL dan juga PB. Yakobus menegaskan kembali pesan yang pernah Yesus katakan kepada murid-murid-Nya tentang kekuatan hukum itu. Perhatikanlah kutipan berikut ini:


Yoh 8:31-32:  31  Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 32  dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." dan bandingkanlah dengan Yakobus 1: 25.
Hukum itu mempunyai kekuatan untuk memerdekakan jiwa dan raga setiap orang percaya.

Ia adalah seorang percaya yang hidup dengan Bertekun dalam Hukum itu! Hukum Tuhan adalah hukum di atas segala hukum. Jadi tidaklah mudah untuk melakukannya. Namun Yakobus menegaskan bahwa jikalau kita ingin berbahagia, kita harus melakukannya sesuai dengan tuntutan hukum itu. Setiap orang yang ingin berbahagia, haruslah berkomitmen untuk hidup di dalamnya secara terus-menerus. Saat kapan kita akan disebut sebagai orang yang bertekun? Jawabannya sederhana: kita akan dikelompokkan sebagai orang yang berbahagia apabila kita masih mengerjakan tuntutan-tuntutan hukum itu sekalipun situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk mengerjakannya.

Kiranya tulisan ini bermanfaat.

Senin, 22 Agustus 2011

Belajar Memaknai kemerdekaan dari kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego!

Daniel  1-3


 Pendahuluan
 66 tahun sudah negeri ini merayakan kemerdekaanya, namun faktanya esensi dasar dari kemerdekaan itu tidak juga terealisasi dalam praktek hidup masyarakatnya.  Masih banyak masyarakat negeri ini hidup dalam taraf hidup dengan kualitas rendah. Pemberitaan di Kompas Cyber mengungkapkan definisi kemerdekaan menurut Presiden hanyalah sebatas merdeka dari penjajahan negara asing. Faktanya penduduk negeri ini masih banyak mengalami penindasan di mana-mana.  Dulu negara kita dijajah oleh bangsa asing, sekarang negara ini dijajah bangsa ini sendiri.  Metrotv  sempat menayangkan satu pertanyaan : Indonesia sudah merdeka; sudahkah kita merdeka? Padahal negeri ini mengaku memiliki dasar negara yang baik, yaitu Pancasila.  Sila pertama berbunyi : “Ketuhanan yang maha esa”  Ini sesuai dengan undang-undang dasar 45 yang menjaminkan kebebasan menjalankan ajaran agamanya,  namun hanya segelintir orang saja yang dapat menjalankannya.  Perhatikanlah Kutipan berikut ini (dikutib dari : http://map-bms.wikipedia.org/wiki/UUD_45) :

Senin, 15 Agustus 2011

Melayani TUHAN di Dunia Kerja


Kolose 3: 23-25

Pendahuluan :

Dahulukan yang Paling Penting

Seorang profesor berdiri di depan kelas filsafat. Saat kelas dimulai, dia mengambil stoples kosong dan mengisinya dengan bola-bola golf. Kemudian ia bertanya pada murid-muridnya, "Apakah stoples sudah penuh?" Para murid setuju!! ... (dikutip dari http://www.facebook.com/note.php?note_id=422029224159)
Kalau kita menyimak cerita tadi, sering kali dalam dunia kerja, terjadi sikap seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut. Benar tidaknya fakta bukan menjadi masalah, yang penting ABS.

Kamis, 28 April 2011

Perintah Tuhan dan Relevansinya Dengan Masa Depan Pelayanan

Ulangan  6:1-3
 "Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan TUHAN, Allahmu, dan berpegang pada segala ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu, dan supaya lanjut umurmu. Maka dengarlah, hai orang Israel! Lakukanlah itu dengan setia, supaya baik keadaanmu, dan supaya kamu menjadi sangat banyak, seperti yang dijanjikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu di suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.